Klik gambar untuk zoom| Harga Sewa | @ Sewa perlengkapan bayi surabaya, Rental Perlengkapan Bayi Surabaya Jakarta, Perpisahan yang dialami orang tua pasti berimbas... |
| Bagikan | |
| Hubungi | |
 CHAT VIA WA » |
@
Sewa perlengkapan bayi surabaya, Rental Perlengkapan Bayi SurabayaJakarta, Perpisahan yang dialami orang tua pasti berimbas pada anaknya. Apalagi jika orang tua sudah memutuskan untuk tidak tinggal di bawah satu atap, si anak terutama yang masih bayi pun terpaksa harus bermalam di tempat salah satu orang tua. Kondisi tersebut tanpa disadari juga berpengaruh pada kondisi psikis anak, meskipun mereka masih bayi.
Peneliti dari University of Virginia menemukan bahwa bayi yang menghabiskan lebih dari satu malam tanpa ibunya dalam satu minggu memiliki perasaan tidak aman lebih tinggi dibanding bayi yang menghabiskan lebih banyak malam bersama ibunya, atau hanya melihat ayahnya di siang hari.
Mereka mempelajari data dari 5.000 anak-anak yang menghabiskan satu malam atau lebih setiap minggu dan jauh dari pengasuh utama, termasuk ketika orang tua mereka tidak hidup bersama. Sebanyak 43 persen bayi yang bermalam dengan ayahnya selama satu minggu, lebih merasa tidak nyaman dibanding saat mereka bersama ibunya.
"Dalam kasus perceraian, hakim sering membuat keputusan hak asuh anak tanpa mengetahui apa hal terpenting bagi anak secara psikologi," kata penulis utama studi, Samantha Tornello yang tengah meraih gelar PhD di University of Virginia.
Ia menambahkan terdapat sesuatu yang bersifat abadi dan mendalam pada hubungan emosional antara bayi dan siapa yang mengasuhnya, termasuk orang tuanya. Hubungan itu berkembang dalam tahun pertama perkembangan anak dan berfungsi sebagai dasar hubungan yang sehat di kemudian hari.
Penelitian ini dirasa penting karena meningkatnya jumlah orang tua yang hidup berpisah. "Apakah tidak lebih baik bayi tinggal dengan orang tua tunggal atau setidaknya jarang berpindah-pindah rumah," kata Samantha seperti dilansir Telegraph, Senin (22/7/2013).
Dia menambahkan akan baik sekali jika ibu atau ayah bisa menjadi pengasuh utama, tapi idealnya anak harus berada dalam perawatan pengasuh yang penuh kasih sayang serta perhatian, terutama saat malam hari ketika ada gangguan saat ia tertidur.
"Kami ingin anak-anak dekat dengan kedua orang tuanya tapi pada kasus perceraian, setidaknya anak memiliki satu sistem terbaik yang membuat ia merasa nyaman," pungkas Samantha.
Penulis lain, profesor psikologi Robert Emery menganalisa data terkait perceraian orang tua dan kesejahteraan anak yang melibatkan sekitar 5.000 anak yang lahir di kota-kota besar di AS tahun 1998-2000. Data terdiri dari wawancara dengan kedua orang tua saat kelahiran anak kemudian saat anak mereka berusia satu dan tiga tahun. Dilakukan juga observasi di rumah saat si anak berumur satu dan tiga tahun.
Hasilnya, bayi yang menghabiskan waktu minimal satu malam tanpa ibunya selama satu minggu, lebih merasa tidak aman dibandingkan mereka yang memiliki lebih banyak waktu bersama ibunya atau tinggal bersama ayahnya saat siang hari. Sebanyak 43 persen bayi merasakan ketidakamanan saat mereka jauh dari ibunya selama satu malam. Sedangkan, bayi yang tinggal lebih lama bersama ibunya hanya 16 persen yang merasa tidak aman.
Samantha mengatakan penemuan dalam kasus ini kurang dramatis. Perasaan tidak aman yang dialami bayi bisa saja berhubungan dengan frekuensi mereka menginap. Selain itu belum ada data statistik yang bisa diandalkan.
"Jika ayah dan ibu bersabar dan bekerjasama demi perkembangan anak mereka, aku yakin dengan perencanaan matang hal itu bisa bermanfaat bagi orang tua ataupun anak," imbuh Samantha. Penelitian ini sudah dipublikasikan dalam Journal of Marriage and Family.
Sumber :http://health.detik.com/read/2013/07/22/183228/2310670/763/semalam-saja-tanpa-ibu-bayi-cenderung-merasa-tak-nyaman
,Sewa perlengkapan bayi surabaya, Rental Perlengkapan Bayi Surabaya, Sewa Stroller, Sewa Mainan Anak, Sewa Box Bayi ,Sewa Baby Walker, Sewa Quinny, Sewa Carseat, Sewa Bouncer,Sewa Baby Swing.
